Ringkasan Cerita Film

 

1. Mercury Rising 

 

        Seorang anggota FBI bernama Art Jeffries. Dimana nama Art sudah terkenal dalam organisasi FBI. Hal tersebut tidak lepas karena pengalaman dan jam terbang yang telah dimiliki oleh Art sebagai seorang anggota FBI. Sehingga tidak heran apabila banyak pihak yang menaruh hormat besar kepadanya.

        Apalagi hal tersebut semakin ditambah dengan berbagai tugas yang dibebankan kepada Art selalu berhasil dengan gemilang. Menjadi tidak heran apabila Art memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi ketika mendapatkan tugas dari atasannya. Kali ini, Art mendapatkan sebuah tugas untuk menggagalkan rencana jahat sebuah kelompok milisi yang brutal. Awalnya Art menganggap bahwa segala rencana yang telah dibuat akan berjalan mulus sekaligus berhasil.

        Namun ternyata kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Karena rencana yang telah dirancang tersebut malah digagalkan oleh para kelompok Milisi. Tidak cukup sampai disitu saja, dua anak kecil yang menjadi sandera dari kelompok Milisi tersebut menjadi korban hingga meninggal dunia. Hal tersebut tentu saja membuat Art begitu terpukul.

        Ia mersa telah gagal mengemban tugas yang diberikan kepadanya. Rasa bersalah yang besar tersebut kemudian membuat Art berniat untuk mengundurkan diri dari organisasi FBI. Karena Art merasa dia sudah tidak pantas lagi untuk mengemban tugas apapun akibat tugas terakhirnya yang memakan korban.

        Namun pihak FBI meyakinkan Art untuk kembali bertugas dan menyelesaikan satu kasus. Akhirnya Art menerima tawaran tersebut dan kembali mengemban sebuah tugas. Tugas tersebut adalah kasus pembunuhan sepasang suami istri dalam sebuah keluarga. Namun bukan hanya itu saja, putra dari keluarga tersebut yaitu Simon dinyatakan hilang. Dugaan langsung mengarah bahwa pembunuh dari keluarga tersebut membawa pergi Simon.

        Simon sendiri adalah seorang anak autis namun memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Namun pengalaman yang dimiliki Art selama ini membuatnya tidak percaya begitu saja dengan dugaan tersebut. Akhirnya Art menemukan Simon bersembunyi di loteng rumah. Penelitian yang dilakukan oleh Art membuatnya menyadari ada konspirasi besar dibalik pembunuhan keluarga tersebut dan Simon yang tengah diincar oleh sebuah kelompok. Art harus mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bisa melindungi Simon.

 

 

 2. Beautiful Mind

 

         Bercerita tentang seorang ahli matematika genius bernama John Forbes Nash yang memiliki gangguan psikologis yaitu Skizofrenia. Gangguan ini membuatnya sering berhalusinasi dan menciptakan tokoh-tokoh yang ternyata hanya khayalannya saja.

        Ada tiga tokoh dalam kehidupan John yang ternyata adalah hasil dari halusinasinya saja. Yaitu Charles Herman yang merupakan teman sekamarnya selama di universitas, William Parcher yang dipercaya John sebagai agen pemerintah, serta Marcee yang merupakan keponakan dari Charles Herman. Keadaan ini membuatnya seringkali dibayangi ketakutan dan juga membuatnya kesulitan berpikir secara rasional.

        Dalam prosesnya, John diberikan beberapa obat antipsikotik yang dapat membantunya. Sayangnya, John menganggap bahwa obat-obat tersebut mengganggu kemampuan berpikirnya dan akhirnya ia memilih untuk tidak menggunakannya.

        Namun, saat ia memilih untuk tidak meminum obat-obat tersebut, halusinasi dan kenyataan menjadi tercampur baur dalam kehidupannya, sehingga perlahan ia belajar untuk menghadapi kondisi tersebut dengan kekuatannya sendiri dan tanpa pengaruh obat. Didukung oleh istrinya, ia akhirnya mampu membedakan antara manusia nyata dan tokoh-tokoh yang hanya ada dalam halusinasinya saja. Ia pun akhirnya menyadari bahwa teman-teman dalam khayalannya sama sekali tidak bertambah tua.

Dan seiring berjalannya waktu, ia juga belajar untuk menjalani hidup normal dengan mengabaikan keberadaan tokoh-tokoh yang ada dalam halusinasinya.

 

3. Da Vinci Code

     

        Robert Langdon adalah seorang ahli yang bekerja di Harvard University. Suatu hari, Langdon mendapatkan kabar mengenai pembunuhan seorang kurator Museum Lovren bernama Jacques Sauniere. Sebelum meninggal, Sauniere sempat membuat kode-kode rahasia.

        Langdon kemudian diminta untuk membantu memecahkan kode tersebut. Keikutsertaan Langdon dalam pemecahan misteri ini bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, dalam kode buatannya, Sasuniere memberi tanda untuk mencari Langdon. Karena polisi tidak dapat memecahkan kode itu, maka mereka meminta bantuan dari Langdon.

        Langdon akhirnya bekerja sama dengan kepolisian untuk memecahkan misteri pembunuhan Sauniere dan kode yang telah dibuatnya. Tidak hanya bersama kepolisian, Langdon juga bekerja sama dengan Sophie Neveu yang merupakan seorang ahli bahasa kuno.

Penyelidikan ini mengarahkan mereka pada penemuan-penemuan tidak terduga. Mereka menemukan bahwa kode itu berkaitan dengan lukisan terkenal Monalisa karya Da Vinci. Semakin lama, penyelidikan mengarah pada suatu kelompok yang sudah berdiri ratusan tahun silam. Ada dugaan bahwa Sauniere merupakan anggota dari kelompok tersebut. Sebelumnya, kelompok itu juga beranggotakan Sir Isaac Newton, Victor Hugo, dan Leonardo Da Vinci.

 

4. The Imitation Game        

        Di sekitar tahun 1941 ketika terjadi perang dunia kedua, Alan Turing ikut bergabung kedalam misi rahasia yang diemban oleh kerajaan Inggris. Alan Turing yang juga seorang lulusan Universitas Cambridge, sangat gemar dalam hal memecahkan kode-kode rahasia yang telah ditekuninya sejak remaja.

        Tugas rahasia ini yaitu memecahkan kode dari mesin pesan Enigma milik Jerman. Mesin pesan ini memiliki kode yang sangat rumit untuk dipecahkan, digunakan untuk mengirim pesan perintah tentara Nazi Jerman yang menjadi musuh utama Britania Raya. Alan Turing dan tim ahli enksripsi harus memecahkan kode pesan yang memiliki kemungkinan sebesar 159 triliun kode setiap harinya. Ini tentu hal diluar batas kemampuan manusia.

        Untuk menyelesaikan tugas tersebut, akhirnya Alan Turing membuat mesin yang mampu memecah kode Enigma. Selain rancangan mesin tersebut sangat rumit, Alan Turing juga membutuhkan dana yang sangat besar yaitu 100 ribu poundsterling. Hal ini mendapat penentangan dari komandannya Alastair Denniston (Charles Dance), yang dan meragukan Alan Turing untuk benar-benar mewujudkan mesin tersebut.

        Alan Turing semakin diragukan dan bahkan dicurigai sebagai mata-mata Uni Soviet karena sikapnya yang berbeda dari teman-teman setimnya. Alan cenderung ingin bekerja sendiri, enggan bergaul dan selalu merasa paling benar. Tapi Alan justru mendapat dukungan kuat dari panglima jenderal Stewart Menzies (Mark Strong)  dan perdana menteri Inggris Sir Winston Churchill yang melihat ide-ide Alan memang sangat brilian. Bahkan Alan ditunjuk sebagai ketua dalam tim pemecah kode di Bletchley dan memiliki kewenangan untuk menentukan rencana kerja dalam timnya tersebut.

        Kesulitan Alan bergaul membuatnya dikucilkan. Rekan-rekan setimnya mencurigai ada sesuatu hal yang sangat dirahasiakan dalam diri Alan Turing. Begitu pula dengan komandan Denniston yang sejak awal meragukan Alan Turing. Tapi hal tersebut akhirnya mulai cair setelah hadirnya anggota baru, seorang wanita cantik ahli matematika bernama Joan Clarke (Keira Knightley). Clarke seolah menjadi kunci sukses Alan meraih kepercayaan dari rekan-rekan dan atasannya itu. Meski rekannya tak lagi mencurigai Alan sebagai mata-mata, namun Alan memang masih menyembunyikan rahasia besar tentang jati dirinya.

 

Komentar